cond='data:blog.url == data:blog.homepageUrl'> Untuk Mereka yang Tergoyah
  • Breaking News

    02 Februari 2015

    Untuk Mereka yang Tergoyah

    Asarpin*
     
    Badai politik hendak menggoyah siapa saja yang dianggap kokoh. Kini banyak yang menduga badai itu sedang mengarah ke gedung KPK. Satu-dua orang di lembaga itu mulai doyong,  tiga-empat orang mulai kehilangan keseimbangan, merasa difitnah, gemetar, dan jadi tukang tangkis tudingan yang piawai. Di belakang layar tertawa orang-orang lihai yang pintar mengalihkan informasi.  Di berbagai jejaring sosial bermunculan gunjingan, plesetan dan cemooh yang penuh gairah.

    Saya agak sedih melihat  pertahanan KPK yang mulai lemah,  bergelimpungan, padahal dari dulu kita yakin bahwa cobaan segala cobaan akan terus mengikuti setiap keputusan yang dikeluarkan. Bukankah dalam setiap khotbah moral selalu diingatkan: semakin tinggi posisi lembaga itu, semakin kencang badai akan menerpanya?

    Sungguh tak enak mengulang petuah moral-keagamaan dalam situasi dimana KPK sedang menghadapi serangan yang serius. KPK memang bukan kumpulan orang suci, tapi lebih pas sebagai ikhtiar untuk Indonesia yang bersih. Tapi segala ikhtiar yang dilakukan ternyata tak mudah. Masih banyak orang yang marah ketika diputuskan sebagai tersangka oleh KPK ketimbang melakukan introspeksi.

    Butuh seratus tahun lebih bagi lembaga penegak hukum lainnya untuk menyamai greget dan semangat orang-orang KPK dalam memberantas korupsi. KPK hanya butuh waktu kurang lebih sepuluh tahun untuk memberi harapan kembali bagi warga negara yang sempat terkulai lemas melihat para politikus berjamaah menggerogoti uang rakyat.  

    Dalam situasi politik yang jor-joran, dimana akal sehat dikesampingkan, dimana sang presiden seperti gamang menentukan sikap,  dimana satu pihak merasa paling benar dan paling bersih,  dimana parlemen masih seperti paduan suara lama, saya tiba-tiba teringat secarik puisi Bertold Brecht yang diterjemahkan Sindhunata dengan sangat sederhana: “Untuk Mereka yang Tergoyah”. 

    Kau bilang:
    Kita sedang ditimpa malang.
    Gelap makin pekat. Daya makin tak kuat.
    Sekarang, setelah sekian lama membanting tulang,
    kita malah terjerumus dalam kesukaran,
    yang lebih parah dari awal belakangan.

    Musuh berdiri di sana, makin kokoh dari sebelumnya.
    Makin bertumbuh kekuatannya.
    Makin tak terkalahkan sangar wajahnya.
    Tak usah dipungkiri, kita telah berbuat salah.
    Makin sedikit kawanan kita,
    Makin tak karuan tutur kata kita. Musuh telah memutar
    sebagian kata-kata kita menjadi sampah.

    Apa yang salah dari tutur kata kita:
    hanya beberapa saja atau semuanya?
    Pada siapa kita mesti memperhitungkannya?
    Adakah kita hanyalah yang tersisa,
    terlempar keluar dari sungai mengalir limpah?
    Akankah kita tertinggal, tak ada lagi yang mengenal,
    tak seorang pun yang akan paham.

    Mestikah kita bahagia?
    Begitu kau bertanya. Tunggu sajalah
    Takkan datang jawaban lain selain jawabanmu sendiri!

    *Esais    

    Sumber: http://www.teraslampung.com/
    Next
    This is the most recent post.
    Posting Lama
    • Facebook Comments
    • Blogger Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Untuk Mereka yang TergoyahRating: 5Reviewed By: Oyos Saroso H.N.